Pop Culture

Menyelami Kisah Pabrik Gula Prembun Lewat Mural 100 Meter

Seni Mural 100M di Kebumen/sumber:SuaraMerdeka.com

Di Kabupaten Kebumen, seni mural berkembang menjadi media komunikasi visual yang efektif untuk menyuarakan isu sosial sekaligus memperkuat identitas lokal. Salah satu contoh yang menonjol adalah mural di Gang Mangga, Kampung Kranggan, Prembun. Karya ini lahir dari kolaborasi Komunitas Pusaka Prembun (KUPU). Mereka melukis mural sepanjang 100 meter yang menggambarkan sejarah Pabrik Gula Prembun di era Hindia Belanda, mulai dari proses penanaman tebu, pengolahan di pabrik, hingga distribusi hasil produksi.

Selain mengangkat sejarah, seni mural di Kebumen juga menjadi contoh nyata transformasi kreativitas. Salah satu kisah inspiratif datang dari Faozi, seorang seniman yang dulunya dikenal sebagai pelaku vandalisme. Ia kerap membuat coretan di tembok tanpa izin, yang sering dianggap merusak fasilitas umum. Namun, seiring waktu, Faozi beralih ke jalur positif dengan menyalurkan bakatnya dalam bentuk mural legal yang dipesan dan diapresiasi masyarakat. Perubahan ini menunjukkan bahwa seni mural dapat menjadi alternatif konstruktif bagi ekspresi kreatif, sekaligus membuka peluang ekonomi bagi senimannya.

Mural di Kebumen bukan sekadar ornamen visual yang mempercantik ruang publik, melainkan sarana edukasi dan sosialisasi yang dapat dipahami oleh berbagai kalangan. Lukisan sejarah pabrik gula, misalnya, tidak hanya menghibur mata tetapi juga memicu rasa ingin tahu dan diskusi tentang identitas serta sejarah daerah. Melalui warna-warna cerah dan visual yang detail, pesan yang disampaikan menjadi lebih mudah diterima, bahkan oleh anak-anak.

Proyek mural juga memiliki dampak sosial yang signifikan. Keterlibatan warga dalam proses kreatif, mulai dari perencanaan hingga pengecatan, membangun rasa kebersamaan dan kebanggaan terhadap kampung mereka. Mural menjadi milik bersama, bukan hanya hasil karya seniman. Ini menciptakan ikatan sosial yang kuat sekaligus memperkuat kesadaran kolektif untuk menjaga dan merawat lingkungan.

Sumber:

https://www.kebumenupdate.com/hobby-community/melestarikan-sejarah-prembun-melalui-komik-dinding
https://www.suaramerdeka.com/hiburan/0414385005/ketika-dinding-kampung-bercerita-tentang-sejarah-prembun-pabrik-gula-di-kebumen-yang-tinggal-kenangan
https://www.kebumenekspres.com/2016/11/dari-pelaku-vandalisme-faozi-jadi.html

Related posts
FenomenaLifestylePop Culture

Olahraga Hits Bergantian: FOMO, Sosial Media, dan Semangat Baru Berolahraga

Kita simak bersama, dalam kurun waktu terakhir ini tren olahraga di Indonesia mengalami perubahan…
Read more
FeatureLifestyleMusicPop Culture

Dari Magelang ke Dunia, Woro Widowati dan Revolusi Musik Dangdut Berbahasa Jawa

Musik dangdut berlirik Jawa yang diangkat oleh Woro Widowati mendapatkan perhatian luas dengan…
Read more
FilmPop Culture

Kisah di Balik Lensa: Kenapa Magelang Jadi Panggung Sineas Indonesia?

Magelang sudah semakin dikenal sebagai salah satu lokasi strategis dalam industri film Indonesia.
Read more
Newsletter
Become a Trendsetter

Daftarkan diri anda untuk menjadi member dan dapatkan pemberitahuan saat ada informasi terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *