Borobudur Super Moon yang dihelat pada 7 Oktober 2025 lalu di kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menghadirkan pengalaman wisata malam yang memukau. Acara ini menggabungkan keindahan pemandangan super moon dengan pertunjukan seni dan budaya yang memperkaya budaya lokal. Pemerintah daerah berharap acara ini tidak hanya menjadi hiburan, tapi juga mendorong roda ekonomi masyarakat sekitar melalui ruang bagi UMKM, homestay, dan seniman lokal untuk berkembang di tengah event tersebut.
Masyarakat menyambut baik pelaksanaan Borobudur Super Moon sebagai langkah baru dalam menggerakkan pariwisata malam yang jarang dijumpai di kawasan cagar budaya ini. Banyak warga merasa bangga karena kegiatan ini bisa menjadi peluang promosi budaya sekaligus mengangkat nilai ekonomi warga setempat. Antusiasme pengunjung yang datang juga menunjukkan bahwa event ini mampu menjadi magnet wisatawan, baik dari dalam maupun luar daerah.
Pemerintah Kabupaten Magelang, melalui Bupati Grengseng Pamuji, menyatakan keinginannya untuk menjadikan Borobudur Super Moon sebagai agenda rutin yang digelar setiap bulan purnama. Harapan ini dilatarbelakangi oleh semangat untuk membangun Borobudur sebagai pusat budaya dunia yang menjadi tempat bertemunya gagasan dan ekspresi berbagai seniman dan komunitas budaya. Event ini juga dipandang sebagai jembatan kolaborasi bagi pelaku seni dan budaya dalam memperkuat identitas kebangsaan Indonesia.
Aspek budaya menjadi inti dari Borobudur Super Moon. Acara ini mempersembahkan pertunjukan seni dari berbagai daerah, termasuk tari kolosal yang melibatkan penari dari Kabupaten Gianyar, Bali. Kolaborasi lintas daerah tersebut menunjukkan bagaimana budaya bisa menyatukan berbagai elemen masyarakat dalam sebuah perayaan harmonis yang mengangkat nilai tradisi dan inovasi seni.
Dari sisi ekonomi, Borobudur Super Moon diharapkan dapat memberikan dampak berantai yang positif bagi kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan hadirnya event ini, ruang usaha kecil menengah mendapatkan peluang promosi dan penjualan produk mereka, sementara peningkatan kunjungan wisatawan memberi kontribusi signifikan terhadap peningkatan pendapatan warga. Kondisi ini dianggap mampu mengurangi angka kemiskinan di kawasan sekitar Borobudur.
Secara umum, tanggapan masyarakat terhadap Borobudur Super Moon sangat positif dengan harapan besar agar even ini terus digelar setiap bulan purnama. Mereka melihatnya sebagai inovasi wisata yang menggabungkan keindahan alam, budaya, dan seni, sekaligus menjadi penggerak ekonomi lokal dan simbol kebanggaan kultural yang menyatukan berbagai komunitas Nusantara di bawah cahaya purnama Borobudur.
Sumber: Borobudur Super Moon Digelar 7 Oktober Dan Setiap Purnama Berikutnya www.cnnindonesia.com
Bupati Magelang: Borobudur Moon dilaksanakan setiap bulan purnama www.antaranews.com
Borobudur Super Moon Dihelat 7 Oktober 2025 www.beritanasional.com

