Anies Baswedan dalam salah satu podcast-nya yang berjudul “Krisis Iklim: Yang Kaya Pesta, Yang Miskin Kena Bencana” menyoroti ketimpangan dampak perubahan iklim antara kelompok masyarakat kaya dan miskin. Beliau mengungkapkan bahwa perubahan iklim bukan sekadar isu lingkungan, tetapi juga masalah keadilan sosial. Dalam pembahasannya, Anies menyoroti bagaimana gaya hidup konsumtif dan eksploitasi sumber daya alam oleh kelompok kaya sering kali menjadi penyebab utama krisis iklim. Namun, ironisnya, mereka yang paling terdampak adalah masyarakat miskin yang memiliki kontribusi paling sedikit terhadap permasalahan ini.
Dalam podcast ini, Anies menjelaskan bahwa masyarakat kelas atas sering kali menjalani kehidupan yang nyaman dengan berbagai fasilitas modern yang banyak menggunakan energi fosil. Mereka bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan kendaraan pribadi, tinggal di rumah yang dilengkapi pendingin udara, dan menikmati berbagai produk yang dihasilkan melalui proses industri yang menghasilkan emisi karbon tinggi. Sementara itu, masyarakat miskin harus berhadapan langsung dengan dampak lingkungan yang semakin buruk, seperti banjir, kekeringan, polusi udara, dan bencana lainnya. Kondisi ini memperlihatkan bagaimana perubahan iklim memperparah ketimpangan sosial yang sudah ada.
Fenomena ini semakin nyata ketika terjadi bencana alam. Masyarakat miskin yang tinggal di daerah dengan infrastruktur minim sering kali menjadi korban utama. Mereka kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian, dan akses terhadap layanan dasar seperti air bersih dan listrik. Sementara itu, kelompok kaya cenderung lebih terlindungi, baik karena mereka memiliki akses terhadap tempat tinggal yang lebih aman maupun karena mereka mampu mengakses bantuan dengan lebih mudah. Ini menegaskan bahwa krisis iklim bukan hanya soal cuaca ekstrem, tetapi juga ketidakadilan dalam cara bencana mempengaruhi berbagai lapisan masyarakat.
Anies juga menggarisbawahi pentingnya kebijakan yang berpihak pada masyarakat rentan. Beliau menekankan bahwa pemerintah dan pemimpin dunia harus lebih serius dalam menangani perubahan iklim dengan cara yang adil dan inklusif. Upaya mitigasi dan adaptasi harus mempertimbangkan kelompok masyarakat yang paling rentan terkena dampaknya. Selain itu, beliau juga menyoroti peran individu dan komunitas dalam menciptakan perubahan. Kesadaran akan pola konsumsi yang lebih ramah lingkungan, penggunaan energi terbarukan, serta dukungan terhadap kebijakan yang berorientasi pada keberlanjutan menjadi langkah-langkah konkret yang bisa dilakukan oleh setiap orang.
Melalui podcast ini, Anies tidak hanya menyampaikan kritik terhadap kondisi yang ada, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan dengan perspektif keadilan sosial. Beliau menekankan bahwa solusi terhadap krisis iklim harus melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat sipil, pemerintah, dan sektor swasta. Tanpa adanya perubahan yang signifikan dalam cara kita mengelola lingkungan dan mendistribusikan sumber daya, ketimpangan akan semakin melebar, dan mereka yang paling rentan akan terus menjadi korban. Dengan demikian, pesan utama yang ingin disampaikan adalah bahwa krisis iklim bukan sekadar isu alam, tetapi juga cerminan dari ketidakadilan sosial yang harus segera diatasi.
Sumber: Youtube
Podcast Anies Baswedan “ Krisis Iklim: Yang Kaya Pesta, Yang Miskin Kena Bencana “

