Fenomena terkuaknya bahwa Aqua, salah satu merek air minum kemasan terbesar di Indonesia, ternyata menggunakan sumber air dari sumur bor bukan dari mata air pegunungan asli, mengundang perhatian publik dan menjadi sorotan serius. Investigasi terhadap isu ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara klaim pemasaran yang selama ini dipegang dan fakta di lapangan. Masyarakat yang selama ini percaya bahwa Aqua berasal dari sumber air pegunungan alami mulai mempertanyakan keaslian dan kualitas produk tersebut.
Klarifikasi resmi dari PT Aqua Golden Mississippi menyatakan bahwa air yang digunakan memang berasal dari akuifer dalam yang terkadang diperoleh melalui sumur bor dengan kedalaman mencapai lebih dari 100 meter. Sumber air tersebut berasal dari lapisan air tanah yang terlindungi oleh lapisan bebatuan alami sehingga kualitas air tetap terjaga dan aman untuk dikonsumsi. Klaim ini dibenarkan oleh ahli geologi yang menyatakan bahwa air dari kedalaman tersebut bisa memiliki tingkat kemurnian yang setara dengan air pegunungan.
Namun demikian, fakta bahwa air Aqua bukan diambil dari mata air pegunungan yang selama ini menjadi citra utama dalam kampanye pemasaran menyebabkan munculnya kekhawatiran di kalangan konsumen. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bahkan mengungkapkan kejutannya saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pabrik Aqua yang menunjukkan bahwa sumber air adalah sumur bor, bukan mata air gunung yang selama ini dipahami masyarakat. Hal ini menimbulkan pertanyaan etis terkait transparansi informasi kepada konsumen.
Lebih jauh, Badan Geologi dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan pentingnya regulasi ketat terhadap pengambilan sumber air untuk industri agar tidak mengganggu ekosistem dan kebutuhan masyarakat sekitar. Mereka juga memastikan bahwa pengambilan air sumur bor dilaksanakan dengan izin resmi serta menggunakan teknologi untuk menjaga keberlanjutan sumber air. Namun, keraguan tetap muncul karena kurangnya kejelasan dalam komunikasi kepada publik.
Pernyataan dari PT Aqua menjelaskan bahwa proses pengambilan air yang mereka lakukan telah sesuai dengan standar standar nasional dan internasional. Air tersebut melalui proses filtrasi alami di bawah tanah dan tetap melewati proses kontrol kualitas ketat sebelum dikemas dan dipasarkan. Pihak perusahaan juga menegaskan bahwa klaim “air pegunungan” adalah sebagai gambaran asal air dari lapisan akuifer dalam, bukan dari permukaan gunung secara langsung.
Fenomena ini menjadi pelajaran penting bagi konsumen untuk lebih kritis dalam memperhatikan klaim produk dan bagi perusahaan agar memberikan informasi yang jelas dan transparan. Investigasi yang mendalam menunjukkan bahwa meskipun air yang digunakan oleh Aqua memiliki standar mutu tinggi, pendekatan pemasaran perlu disesuaikan agar tidak menimbulkan salah kaprah. Kepercayaan konsumen menjadi hal paling utama yang harus dijaga dalam industri air minum kemasan.
Sumber: Air Aqua Bukan Dari Pegunungan Tapi Sumur Bor, Ini Kata ESDM www.cnbcindonesia.com
Kata Ahli Geologi UGM soal Sumber Air Aqua Diambil dari Sumur Bor www.detik.com
Klarifikasi Aqua Soal Sumber Air dari Sumur Bor Usai Disidak Dedi Mulyadi www.bisnis.com

