Belantara

Kampung Bersemi: Inisiatif Ramah Lingkungan di Magelang

Magelang, Jawa Tengah – Salah satu kampung di Kota Magelang memiliki program  kampung ramah lingkungan atau yang dinamakan dengan Kampung Bersemi, program ini diinisiasi oleh warga Jambon RW 4, Kota Magelang. Dinamakan Kampung Bersemi karena mereka ingin terus berkembang seperti tumbuhan, yang tumbuh secara perlahan dan terus berkelanjutan.

Kampung Bersemi memiliki banyak kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup dan dapat dilakukan oleh warganya, diantaranya ialah ternak magot, bank sampah, kampung organik, daur ulang sampah, pembuatan pupuk cair maupun pupuk padat, dan juga pembuatan eco enzim.

Ketua Rw 4 Jambon, Joko Budi Sulistyo menjelaskan bahwa program ini memiliki berbagai manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Mulai dari terawatnya lingkungan sekitar, hingga naiknya perekonomian.

“Dengan adanya Kampung Bersemi ini kan pasti ada manfaatnya. Manfaatnya ya bisa membuat lingkungan itu menjadi bagus, bersih, dan sehat. Selain itu juga bisa untuk meningkatkan perekonomian, karena harapan kami dengan adanya Kampung Bersemi ini pendapatan UMKM bisa meningkat,” ucap Joko.

Lahan yang terbatas membuat pengelola kesulitan untuk memperluas tanaman. Untuk mendapatkan lahan yang kosong, pengelola harus mengeluarkan dana untuk membeli lahannya.

Joko menuturkan, “Jadi tanaman-tanaman itu kami hanya memanfaatkan lahan-lahan yang tersisa sehingga istilahnya kami urban farming atau engga nanemnya pake polybag. Jumlah tanaman yang ada di sini kurang lebih ada 2500, tapi kalo jenis tanamannya kurang lebih ada 150. Tanamannya itu ada anggrek, pucuk merah, bougenville, cabe, terong, tomat, dan lain-lain. Warga disini juga boleh kalo mau beli atau metik langsung juga boleh, jadi disini punya ketahanan pangan.”

Selain kegiatan penanaman ramah lingkungan, di Kampung Bersemi ini juga ada kegiatan bank sampah yang dibuat dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat agar dapat memanfaatkan kembali limbah yang dapat didaur ulang.

“Sampah yang mereka kasih ke bank sampah itu bisa ditukar menjadi berupa sabun cuci atau uang yang bisa ditabungkan disini,” jelas Titin Surtiningsih seorang staff administrasi dan penyuluh bank sampah.

Sebelum sampah disetorkan ke bank sampah, kondisi sampah yang diberikan harus sudah dipisahkan antara sampah organik dengan anorganik. Sehingga menghasilkan sampah yang memiliki nilai jual.

“Masyarakat sendiri kalo betul-betul milah sampah, dia sudah bisa memilih anorganik dan organik. Jadi kalo yang anorganik itu biasanya jadi pakan magot, pakan ternak, dan lain-lain. Nah kalo yang organik itu biasanya bisa dijual atau buat kerajinan. Sampah yang mereka kasih ke bank sampah itu bisa ditukar menjadi berupa sabun cuci atau uang yang bisa ditabungkan disini,” tambahnya.

Joko menghimbau agar anak-anak generasi selanjutnya bisa melanjutkan apa yang sudah dikerjakan oleh para terdahulunya, agar bumi tetap terjaga dari kerusakan.

“Generasi anak muda, harapan kami nanti anak-anak muda ini mau melanjutkan apa yang sudah kita kerjakan,” ujarnya.

Related posts
BelantaraFenomenaSabda Warga

Malam Purnama Spesial: Borobudur Super Moon Buka Peluang Emas untuk Magelang

Mulai 7 Oktober 2025, bakal ada acara seru bernama Borobudur Super Moon yang digelar rutin setiap…
Read more
BelantaraFeatureLifestyle

Marathon Konservasi Kedu, Lereng Sindoro Bertransformasi Jadi Oase Hijau!

Marathon Konservasi yang diselenggarakan oleh komunitas pecinta alam di kawasan Kedu Adalah gerakan…
Read more
BelantaraBusiness

Keajaiban Asri di Lereng Telomoyo: Menyelami Pesona Alam dan Keberlanjutan

Telomoyo Nature Park adalah destinasi rekreasi alam yang terletak di lereng Gunung Telomoyo…
Read more
Newsletter
Become a Trendsetter

Daftarkan diri anda untuk menjadi member dan dapatkan pemberitahuan saat ada informasi terbaru.

1 Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *