BusinessMisc

Kelangsungan Ekonomi Indonesia di Tengah Dinamika Global

Foto kelangsungan ekonomi di tengah dinamika global oleh Kompas Money

Target pertumbuhan ekonomi 8% yang diusung Prabowo Subianto, Henoch Munandar mengharapkan kemitraan diantara pemerintah dan swasta dapat menjadi akselerasi pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di berbagai bidang. Direktur Utama SMBC itu mengungkapkan sinergi antara sektor public dan swasta relevan ditengah-tengah dinamika global dan domestic yang saat ini berlangsung. Guna mencapai target pertumbuhan ekonomi di 2029 diperlukan investasi sebesar Rp13.032,8 triliun dari skema Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA).

Peluang investasi yang ditawarkan oleh Indonesia adalah hilirisasi SDA, energi baru dan terbarukan, pendidikan, ekonomi digital dan pusat data, semikonduktor, hingga industry manufaktur berorientasi ekspor. Pemerintah pun menawarkan insentif agar mendorong investasi berupa Supertech Deduction mencapai 300% untuk riset dan pengembangan, dan 200% untuk pelatihan vokasi. Dengan begitu dengan target dan harapan yang besar agar tercapainya target investasi, pemerintah pun berusaha memberikan kemudahan melalui usaha dan perbaikan kebijakan turunan dalam proses birokrasi dan integrasi antar-lembaga.

Namun dalam mencapai dalam target tersebut, kita harus mengingat berbagai tantangan yang hadir dalam mencapai target. Perubahan Iklim menjadi tekanan besar, BMKG memprediksi indeks La Nina yang terjadi mengakibatkan terjadinya peningkatan curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya. Hal ini akan merusak lahan pertanian dan mengancam produksi pangan nasional, yaitu padi. Yang kita tahu produksi padi berkontribus 30% pada kebutuhan pangan domestic, maka perubahan iklim akan berdampak jika tidak diantisipasi.

Impor pangan merupakan ketergantungan Indonesia yang memberi ancaman besar pada kemandirian pangan. Proyeksi impor beras Indonesia mencapai 5,17 juta ton di tahun 2024. Pastinya berpotensi menjadi penyumbang rekor impor beras terbesar, belum komoditas pangan impor lainnya berupa gandum, gula, dan jagung.

Faktanya di wilayah Yogyakarta terdapat transformasi digital yang membuka peluang besar para pengusaha muda, namun tantangan infrastruktur teknologi menjadi penghalang utama. Asosiasi Penyelenggaraan Jasa Internet Indonesia menyatakan sebanyak 82,6% penduduk daerah tertinggal di Indonesia terhubung Internet di 2024. Namun studi Google dan Temesek tercatat hanya 26% UMKM terhubung dengan platform digital yang meningkatkan pendapatan. Maka potensi ekonomi digital di Indonesia yang diharpakan dapat digarap mencapai 146 miliar dolae AS di 2025 dalam ancaman kurang optimal, jika kesenjangan akses internet tidak kunjung diatasi.

Catatan APBN defist Rp 309,2 triliun per Oktober 2024 memicu kekhawatiran terkait prioritas alokasi sumber daya. Diperlukan pengelolaan dan transparasi tinggi agar menjawab kekhawatiran public dalam proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) ini. Kemudian proyek infastruktur yang direncanakan dan dikelola dengan baik mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan signifikan dan proyek IKN menjadi peluang yang baik melalui penerapan yang efektif.

Sektor energi Indonesia masih bergantung pada batu bara yang menjadi sumber utama pendapatan ekspor, yang mencapai 45 miliar dolar AS di 2022. Namun hal ini bertentangan dengan komitmen Indonesia dalam mencapai emisi nol bersih di tahun 2060. Hanya terdapat 12% energi Indonesia yang berasal dari sumber terbarukan, diharapkan melalui strategi yang tepat seperti angin, surya, dan bionergi yang mampu memenuhi kebutuhan domestic sekaligus mendorong transisi menuju keberlanjutan.

Fenomena pengangguran structural pun menghambat daya saing tenaga kerja. Jika dilihat memang Tingkat pengangguran terbuka menurun sebanyak 5,86% di 2023, namun keterampilan tenaga kerja dan kebutuhan industry yang tidak sesuai menjadi tantangan yang signifikan. Sejalan dengan laporan dari Lembaga Demografi Universitas Indonesidi 2015 memperlihatkan ketidaksesuaian veritakal yaitu perbedaan tingkat pendidikan dan pekerjaan dan ketidaksesuaian horizontal taitu perbedaan bidang studi dengan pekerjaan yang mencapai 53,33% dan 60,52%.

Di tengah situasi ekonomi global yang dinamis, upaya yang dapat kita lakukan adalah menyambut dengan cara mendukung pertumbuhan perekonomian Indonesia dengan harapan baru. Salah satunya adalah dengan adanya transformasi structural dalam waktu dekat, maka besar kemungkinan perekonomian Indonesia akan mengandalkan factor musiman untuk tumbuh dan berpotensi membutuhkan dorongan lebih besar agar bisa tumbuh 5%. Bank Dunia pun menyoroti kontribusi ekspor manufaktur Indonesia yang tergolong rendah, maka perlu meningkatkan melalui investasi swasta yang perlu ditingkatkan.

Sumber: Peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia di Tengah Dinamika Global www.tirto.id

Tantangan dan Peluang Ekonomi di Tengah Dinamika Global www.sawitindonesia.com

Ekonomi Indonesia diproyeksi akan kembali Tembus 5 persen www.mediakeuangan.kemekeu.go.id

Related posts
BusinessFenomenaPop Culture

Konser Blackpink Berubah Jadi Panggung Bisnis Kreatif, Untung Jutaan di Tengah Euforia Fans!

Fenomena konser Blackpink ternyata bukan cuma tempat nonton dan seru-seruan buat para penggemar…
Read more
BusinessFenomenaSabda Warga

Magelang Batik Festival: Meriah Tanpa Batas, Tapi Perlu Evaluasi Serius untuk Keberlanjutan!

Peringatan Hari Batik Nasional yang digelar di Kota Magelang pada Oktober 2025 berlangsung meriah…
Read more
BusinessFeatureNews

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNIMMA Eksplorasi Komunikasi Publik Lewat Magang di Badan Otorita Borobudur

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) mengikuti program magang di…
Read more
Newsletter
Become a Trendsetter

Daftarkan diri anda untuk menjadi member dan dapatkan pemberitahuan saat ada informasi terbaru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *